Seperti yang telah kamu ketahui, reksadana merupakan wadah untuk menghimpun dana para pemodal untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Portofolio efek tersebut bisa berupa saham, obligasi, instrumen pasar uang, dll.
Orang bilang jangan letakkan telur-telur anda dalam satu keranjang. Maksudnya untuk mengoptimalkan keuntungan sekaligus meminimalkan resiko perlu dilakukan diversifikasi, agar jika terjadi kerugian pada satu aset, masih bisa di cover dengan aset lain untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Nah dan inilah keuntungan dan resiko yang terdapat investasi reksadana.
Keuntungan Berinvesatasi Reksadana
- Investor memiliki akses untuk menyusun portofolio dari beragam instrumen investasi yang sulit (dan mahal) untuk dilakukan sendiri.
- Difersifikasi secara otomatis. Portofolio investor dengan sendirinya akan tersebar ke beragam aset sesuai dengan profil resiko masing-masing.
- Barrier to entry rendah. Siapapun bisa memulai berinvestasi reksadana as low as Rp 200 ribu saja.
- Investasi dikelola oleh MI profesional dengan administrasi oleh kustodian dan diawasi secara ketat oleh Bapepam LK.
- Hasil investasi reksadana bukan (belum) menjadi obyek pajak. Kupon dari obligasi hingga saat ini juga belum menjadi obyek pajak.
- Likuiditas tinggi. Unit penyertaan dapat dibeli atau dijual kembali setiap hari bursa melalui MI.
- Investor institusional seperti dana pensiun, bank, perusahaan swasta, juga dapat memetik keuntungan dari reksadana.
- Bagi pemerintah dan perusahaan emiten, reksadana merupakan salah satu sumber dana investasi yang dapat menjangkau investor secara luas sehingga dana terkumpul bisa jauh lebih besar.
Dalam setiap hal pasti terdapat resiko, begitu pula reksadana, walaupun kita mendapatkan banyak keuntungan dari investasi reksadana tetap saja reksadana memiliki resiko. Apa saja resiko berinvestasi reksadana? Yuk cek.
- Turunnya NAB/NAV ketika pasar sedang kurang bergairah.
- Wanprestasi (default), yaitu kegagalan emiten, penerbit surat berharga, atau pihak lain yang terkait dengan transaksi gagal memenuhi kewajibannya.
- Resiko likuiditas dalam hal cepat-lambatnya investor dapat mencairkan unit penyertaannya.
Di Indonesia sendiri reksadana memang masih memiliki potensi risiko seperti kendala peraturan, perlindungan investor, pembenahan internal pengelola reksadana, sampai soal pembelajaran publik agar masyarakat tidak terjebak semata-mata pada iming-iming returnyang menggiurkan. Bapebam LK sendiri terus menerus meningkatkan pengawasan reksadana.
Nah itulah keuntungan dan resiko yang terdapat dalam investasi reksadana.
Kamu juga bisa belajar tentang saham melalui buku Jual Saham Anda Lebih Mahal by Santo Vibby yang bisa kamu dapatkan di tokopedia atau order langsung via whatsapp kami.